Buat saya sama sekali tidak jadi masalah kalau dada-si-ayam-yang-malang dan paha-si-ayam-yang-malang diumbar kemana-mana. Meskipun saya tahu betul kalau si-ayam-malang ini sangat punya malu. Paha dan dadanya jelas tertutup rapat dengan bulu lebatnya.
Saya jadi gerah betul kalau sampai yang diumbar adalah dada dan paha manusia yang jelas-jelas lebih punya malu daripada ayam-yang-malang ini.
Sedihnya, yang suka mengumbar dada dan paha ini perempuan. Makhluk yang sama dengan saya, saudara saya, sahabat saya.
Karena itu, saat DPR sibuk mengurusi pengesahan UU Pornografi, yang namanya perempuan sibuk banget berunjuk rasa. Katanya merasa eksistensinya terancam karena dihalang-halangi untuk mengumbar pada dan dada itu.
Padahal, yang namanya UU Pornografi sifatnya masih "SETENGAH HATI". Menyuruh menutup aurat rapat-rapat tidak dan menyuruh mengumbar aurat juga tidak. Gimana kalau UU Pornografi ini sampai mengharuskan perempuan menutup tubuh rapat-rapat?
Keseringan saya nggak habis pikir dengan para perempuan yang merasa memperjuangkan hak perempuan. Dari mana memperjuangkannya, kalau yang diperjuangkan sebatas membuka lebar-lebar dada dan paha? bukannya justru semakin memarjinalkan posisi perempuan?
Saya mohon kalau Anda perempuan, tolong pelajari betul setiap pasal-pasal dan detil kata RUU Pornografi ini. Percaya deh, kalau UU satu ini tidak akan merugikan Anda, saya dan perempuan pada umumnya.
Bersegera deh, mendukung pengesahan RUU Pornografi.
Supaya pornografi nggak membuat kita parno!